1 Desember 2010

40 Perusahaan Mendapat Penghargaan Pencegahan HIV/AIDS


Metrotvnews.com, Jakarta   
                                                                             
                                                                                                                                                            Lebih dari 40 perusahaan menerima penghargaan program pencegahan dan penanggulangan HIV/ AIDS di tempat kerja. Penghargaan ini pertama kali diselenggarakan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

"Penghargaan ini dalam rangka menyambut hari Aids sedunia pada 1 Desember 2010. Selain itu, untuk memotivasi perusahaan mencegah HIV/AIDS di tempat kerja," ungkap Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Kemenakertrans, I Gusti Made Arka, di Jakarta, Selasa (30/11).

Dia menjelaskan, program ini menjadi salah  satu pencapaian Millenium Developement Goals (MDGs) di tahun 2015, karena itu ke depan perusahaan wajib memiliki program P2 HIV/AIDS untuk bisnis global. HIV/AIDS memang tidak bisa dimusnahkan, namun bisa dicegah, terutama di usia produktif, karena itulah program ini diadakan sebagai salah satu indikator Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

Sementara itu, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) Dr. Nasfiah, mengatakan, program ini sangat positif khususnya bagi para pekerja yang bekerja di perusahaan. Mengingat 70 persen penderita HIV/AIDS berada di usia produktif, yaitu usia 17 hingga 24 tahun.

"Saya sangat mendukung program penghargaan P2HIV dan AIDS yang diselenggarakan Kemenakertrans, karena bisa meminamilisir angka kasus HIV dan AIDS di Indonesia," ujarnya.

Penerima penghargaan kategori Platinum, antara lain PT Chevron Indonesia, PT Freeport Indonesia, PT Coca Cola Bottling Semarang, PT Sinar Kencana Inti Perkasa Jayapura, dan lain-lain.


Kategori Gold, antara lain PT Indah Paper, PT Bina Kimia, Rumah Sakit AMC Bandung, PT Total, PT Mahakam Sumber Jaya, PT Kaltim Prima, PT Unilever Tbk, PT Puncak Jaya Power, PT Kuala Pelabuhan Indonesia, PT Air Fest Indonesia, PT Sumber Indah Perkasa, PT Pangan Sari Utama, PT Trakindo Utama, PT Sukufindo Mimika, PT Buma Intinaker, PT Gajah Tunggal, PT Apac Inti Corpora, PT Riau Andalan, Rumah Sakit Pupuk Kaltim Bontang, PT Multi Harapan Utama, dan lain-lain.

Kategori Silver, antara lain PT Indofood Sukses Makmur, Sentani City Square, Hotel Sentani Indah, PT Semen Tonasa, PT Saho, PT Wijaya Tunggal, dan lain-laian. Kategori lembaga, antara lain Yayasan Kusuma Buana, IBCA, Komite Kemanusiaan Indonesia, Yayasan Kanan Darah, dan Yayasan Mulia Abadi. Penghargaan perusahaan terbaik PT Chevron Indonesia.

Penderita HIV/AIDS Sumbar Mencapai 448 Orang

                                                                                                                                                         Penderita HIV/AIDS di Sumatera Utara, telah mencapai angka 448 orang. Data itu disusun sejak 2003 hingga November 2010. Hal itu dikatakan Manajer Kasus HIV/AIDS Rumah Sakit M. Djamil Padang, dr.Emizar, Selasa (30/11).

Menurut Emizar, dari jumlah tersebut, sebanyak 23 orang meninggal dunia sebelum mendapat perawatan medis. Sedangkan penderita yang telah mengalami perawatan dan mengonsumsi obat-obatan sebanyak 240 orang, 88 di antaranya meninggal dunia.

"Terhadap penderita HIV AIDS di Sumbar kita selalu melakukan perawatan. Dukungan seperti konseling dan lainnya juga dilakukan agar mereka bisa kembali beraktifitas secara normal dan tidak mengasingkan diri dari masyarakat," kata dia.

Sementara itu, Jumlah kasus HIV AIDS di Kota Padang hingga November 2010 mencapai 246 kasus, sedangkan Kota bukittinggi 57 kasus, Kabupaten Padang pariaman 40 kasus, dan daerah-daerah lainnya dibawah 40 kasus.

"Kota padang merupakan daerah penderita terbanyak. Disusul Kota Bukittinggi, dan Kabupaten Padang Pariaman. Untuk segi umur penderita, kasus paling banyak ditemukan pada usia produktif, yakni antara 25 sampai 49 tahun," jelas Emizar. 

 

Aksi Damai Seribu Lilin

                                                                                                                                                        Beberapa aktivis dari Kelompok Kerja Bina Sehat, Duta HIV/AIDS, waria, dan kelompok pelajar di Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar aksi seribu lilin, Selasa (30/11) malam. Aksi untuk menyambut Hari AIDS se-Dunia yang jatuh 1 Desember.

Aksi ini digelar sebagai bentuk keprihatinan atas meningkatnya jumlah pengidap HIV/AIDS di Banyuwangi. Kegiatan dimulai dengan long march dari kantor DPRD Banyuwangi menuju Jalan Simpang Lima di pusat kota Banyuwangi. Para aktivis juga membagikan kaset dan video compact disc (VCD) dangdut berisikan pesan bahaya HIV/AIDS.

Koordinator Kelompok Kerja Bina Sehat Choirizon mengaku, sangat prihatin dengan meningkatnya jumlah pengidap HIV/AIDS di Banyuwangi. Lewat aksi ini dia berharap warga makin faham bahaya penyakit mematikan itu.

Pangkalpinang Peringkat Ketujuh Tertinggi HIV

                                                                                                                                                               Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung menempati urutan ketujuh kasus HIV Aids se-Indonesia, seiring perilaku hubungan seks bebas sebagian masyarakat.

"Pada 2010, Kota Pangkalpinang menempati urutan ketujuh untuk kasus HIV Aids se-Indonesia dengan 40 kasus," kata Pengelola Program Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kota Pangkalpinang, Syahru Siam, Senin (29/11).

Menurut Syahru, berdasarkan data dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Pangkalpinang, dari Januari hingga Oktober 2010, ditemukan sebanyak 40 kasus penderita HIV Aids. Mereka tersebar di lima kecamatan.

"Di Kecamatan Bukit Intan ditemukan sebanyak delapan kasus, empat di antaranya meninggal dunia. Sementara Kecamatan Rangkui ditemukan sembilan kasus dan satu orang meninggal dunia. Untuk Kecamatan Taman Sari dan Kecamatan Gerunggang ditemukan masing-masing dua kasus, Kecamatan Pangkalbalam sebanyak 10 kasus dan empat orang meninggal dunia." jelas Syahru.

"Sebenarnya masih banyak yang belum terdata, terutama untuk kalangan wanita pekerja seks komersial (PSK). Mereka sulit dideteksi dan tidak mau memeriksakan diri ke rumah sakit," ujarnya.

Dia menambahkan, tingginya penyakit ini disebabkan perilaku hubungan seks bebas. Untuk penularan melewati jarum suntik hanya ditemukan sebanyak satu kasus selama 2010.

"Berdasarkan data yang kami himpun, penderita HIV Aids tertinggi banyak berasal dari kalangan pengunjung lokalisasi yang ada di Pangkalpinang, PSK, dan Ibu rumah tangga yang kemungkinan tertular dari pasangannya yang melakukan seks bebas," kata dia.

Ia menjelaskan, pada umumnya pelanggan ini berasal dari profesi buruh, seperti kuli bangunan. Mereka pada umumnya mereka berasal dari luar daerah. Selain itu, Pangkalpinang merupakan alur keluar masuk yang bebas dilewati pendatang baik melewati pelabuhan dan bandara. Akibat kurang seleksi ketat, para pendatang yang terinfeksi dapat masuk dengan mudah.

Untuk itu, Pemerintah daerah berupaya melakukan pencegahan. Salah satunya dengan melakukan sosialisasi kepada siswa, guru bimbingan konseling masyarakat, dan menempatkan gerai kondom. Sehingga, masyarakat mengetahui betapa berbahayanya HIV aids



 Buatmu : Inung, Sandhi & Savana.

Tidak ada komentar: