23 Oktober 2010

ARCA THOTHOK KEROT

Agun Awan, S.Pd. (Jl.Bandar Ngalim II/1-A, Bandar Kidul, Mojoroto, Kediri, Indonesia)


Arca Totok Kerot merupakan prasasti zaman Raja Sri Aji di Lodaya, Kerajaan Pamenang. Konon kabarnya, dulu ada seorang putri cantik dari Blitar. Sang putri, waktu itu datang ke Pamenang untuk melamar Joyoboyo, yang sangat tersohor kedigdayaannya. Malang bagi sang putri, karena Joyoboyo menolak lamaran itu.

Akhirnya, terjadilah pertempuran hebat di antara keduanya. Karena kalah sakti, putri cantik itu mendapat kutukan dari Joyoboyo, dan berubahlah ia menjadi raksasa wanita berbentuk Dwarapala. Patung raksasa itulah yang hingga kini dikenal sebagai arca Totok Kerot.
Arca ini dulunya terpendam dalam tanah. Karena oleh penduduk, di tempat tersebut dikabarkan ada benda besar, maka pada 1981 lokasi itu digali. Hingga akhirnya, arca itu muncul separuh. Entah pada tahun berapa dilakukan penggalian ulang yang jelas saat tahun 2005, patung tersebut telah muncul secara utuh diatas permukaan tanah.

Sepintas arca Totok Kerot yang berada di Desa Bulusari, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, tidak jauh beda dengan sepasang Arca Dwarapala yang berada di Singosari. Hanya saja kondisinya lebih mengenaskan karena terdapat bagian tubuh yang hilang terutama tangan kirinya. Arca ini juga tidak memegang gada seperti halnya Arca Dwarapala, atau mungkinkah bagian tangan yang hilang dari arca ini memegang senjata tersebut ? Tidak ada penjelasan yang pasti. Yang jelas arca ini tegak duduk seorang diri di antara areal sawah penduduk berteman pagar besi yang mengitarinya dan sebuah pos jaga .

Suasana lokasi arca Totok Kerot ini berada sangat sepi, seperti layaknya lokasi-lokasi arekologi lainnya yang sepi pengunjung. Sesekali terlihat pasangan muda-mudi yang mampir sebentar (berpacaran ?) untuk berteduh dibawah pohon rindang yang ada disekitar patung. Tidak adanya petugas jaga disana semakin menegaskan bahwa memang objek wisataarkeologi ini jarang dikunjungi.

Rupamu koyok Totok Kerot…kadang joke ini kita dengar dari mulut pelawak atau komedian, penasaran nggak, seperti apa sih Totok Kerot itu ..? , sekuel kali ini kan bawa “oleh oleh “ dari situs arkeologinya Totok Kerot.
Ceritanya begini ..pagi itu aku dan fiki mengantarkan ibu-nya yang mau mengikuti seminar di sebuah hotel di kota pare ( berjarak 25km dr kediri ). Karena hari ini minggu pertama maka itu berarti harinya fiki untuk milih mau main kemana yg dia sukai . " Ki, hari ini kita lihat patung buto aja yuk ?" rayuku, "aah bosen, kan udah pernah kita lihat patung " bantah fiki acuh sambil terus melihat keluar jendela mobil , "lhoo bukan , ini temannya... Buto Kasti namanya", fiki agak tertarik juga agaknya "Bapak , Buto Kasti itu apa sih ?" . Seperti biasa aku kasih penjelasan seilmiah dan serasional mungkin namanya juga first education jadi musti dijelaskan sesuai tingkat pemahaman si anak , "Begini ki , buto itu raksasa yang ukurannya tubuhnya lebih besar dari manusia" fiki mulai menoleh melihat kearah bapaknya , tampaknya tambah penasaran dia "memangnya buto itu ada ?" tanyanya "oh , nggak, itu cuman cerita untuk menggambarkan sifat manusia yg buruk buruk terutama yang sering marah marah , wajahnya seram, giginya runcing, biasanya membawa gada atau pemukul, yang melambangan sifat angkara murka" fiki melihatku dengan mulut membentuk huruf O , aku lanjutkan aja 1 satu alinea lagi " Nahhh , sedangkan Kasti itu sejenis permainan macam baseball , atau softball , satu bola dipukul dengan stik bergantian dan diperebutkan sejumlah pemain , cuman kalau kasti biasanya dimainkan oleh ibu ibu PKK , jadi buto ini seringan main sama ibu ibu PKK, gitu " terangku serius. Fiki tampak acuh lagi kembali melihat keluar jendela " Bapak ..tambah aneh " . Yang penting anak kecil ini nggak protes aku anggap "mau" gitu aja kok repot, wong sukanya dia itu karena di dekat situs itu ada kolam teratainya , kalau pas musim hujan gini pasti banyak kecebongnya, hobinya dia itu nangkepi kecebong-kecebong itu.
Jadi arca totok kerot ini berwujud wanita raksasa dengan posisi setengah duduk dengan ornamen ornamen tengkorak sebagi kalung dan model rambut dread lock ala rastafarian, tinggi 3 meter , lebar badan diameter +/- 1,25 meter , jadi kesannya endut gitu ..aku yakin jika si totok ini ikut audisi ke dolce gabana pasti paling pertama yang disuruh pulang, lha luemu katik sangar ngono . Menurut beberapa arkeolog patung ini dulunya dipercaya sebagai dwarapala atau gate entrance - patung gerbang penjaga pintu kerajaan. Asal nama Totok Kerot itu sendiri juga simpang siur, ada yang mengatakan dinamai oleh Sri Aji Joyoboyo sendiri. Ada juga yang mengatakan dulunya si totok ini hobinya datang ke Mak Erot… jadi pasiennya ...jadi dinamai mirip mirip gitu..entahlah cerita yg nggak begitu jelas juga. Tapi patung wanita kok namanya Totok sih …entahlah kalau mau Titik Krait gitu mungkin agak agak futuristik juga.Ah sudahlah yang jelas menurut riwayat yang beredar begini , dulunya ada putri cantik yang terkenal sakti berasal dari lodoyo Blitar datang ke pamenang untuk melamar Sri Aji Joyoboyo ( putri ini mungkin agak agak nympho gitu ya …wong perempuan kok melamar laki laki ), lamaran putri ini ditolak oleh Joyoboyo , krn tersinggung akhirnya terjadilah pertempuran , alkisah si putri ini kalah dan akhirnya dirubah menjadi patung. Ada juga mitos yg berbau supranatural juga yang mengikuti perjalanan kisah pemindahan arca totok kerot ini,memang dahulu sempat arca ini mau dipindah ke Balai Kota utk dijadikan Icon Kota Kediri. Pada hari yg telah ditentukan didatangkan crane utk mengangkat patung ini keatas trailer akan tetapi berkali kali kawat yg dipakai utk ngangkat putus,terjadilah ribut ribut pro kontra sampai ada yg bilang si totok ini nggak mau dipindahkan dari tempat asalnya. Akhirnya atas saran orang orang pinter disuruh tutupi dengan kain putih , entah karena kainnya atau karena kawatnya diganti diameternya yg lebih besar akhirnya patung ini berhasil dipindahkan ke balai kota. Keributannya belum selesai sampai disitu saja keesokan harinya patung totok kerot ini raib dari balai kota kembali lagi ke tempatnya di Bulupasar. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya diputuskan patung ini dibiarkan aja di tempat asalnya. Kalau kataku pasti yang kerjakan proyek ini kurang kreatif , tinggal beliin jelly atau permen yg agak banyakan pasti patung ini ogah kembali ke tempat asalnya ..bukannya begitu ?

Patung ini terletak di desa Bulupasar kabupaten kediri, +/- 7 km dari pusat kota, yang masih termasuk ring situs peninggalan kerajaan Kadiri.Di desa pagu ini juga terdapat petilasan Sri Aji Jayabaya yang terkenal dengan ramalan jangka Jayabaya itu , yang salah satu ramalannya mengatakan bahwa bangsa indonesia akan dijajah bangsa kate selama seumur jagung. 




Buatmu : Inung, Sukma & Savana.
 

Tidak ada komentar: