8 Oktober 2010

RAUT WAJAH GUNUNG KELUD PASCA ERUPSI
Agun Awan, S.Pd. (Jl.Bandar Ngalim Gg.II/1-A,Bandar Kidul,Mojoroto,Kediri,Indonesia)

Kondisi Kawah Gunung Kelud  saat ini bisa dilihat gundukan batuan yang berasal dari kawah . Material tersebut merupakan kenyataan alam yang terjadi saat ini. Masyarakat dapat melihat dari dekat gundukan batu yang masih panas secara langsung di kawah yang ada saat ini.
Secara administratif, lokasi Gunung Kelud sangat strategis karena berada di antara tiga kabupaten, yakni Kediri, Blitar, dan Kabupaten Malang. Adapun kota terdekat menuju ke Gunung Kelud adalah Kediri dengan jarak sekitar 40 kilometer.
Dalam catatan sejarah, gunung ini telah mengalami 29 kali letusan, eksplosif maupun efusif, mulai tahun 1000 sampai tahun 2007. Erupsi eksplosifnya mampu menghancurkan ratusan desa di sekitarnya, termasuk ribuan hektar lahan pertanian dan menewaskan ribuan warga.
Berdasarkan pengamatan letusan tiga abad berturut-turut, waktu istirahat terpanjang aktivitas dalam perut Gunung Kelud adalah 65-76 tahun, tetapi pernah pula hanya tiga tahun. Sejak letusan tahun 1901, waktu istirahat gunung itu menjadi lebih singkat, yaitu 15-31 tahun, bahkan pernah mencapai masa paling singkat, yaitu satu tahun.
Tak bisa dimungkiri bahwa Gunung Kelud telah banyak memberi manfaat bagi masyarakat. Kelud telah lama menjadi obyek studi yang sangat menarik bagi para ilmuwan gunung api, baik di dalam negeri maupun mancanegara. Bagi warga sekitar, letusan material pijar dari perut Bumi Gunung Kelud memberikan kesuburan tanah di lerengnya sehingga cocok untuk pertanian dan perkebunan.
Di sisi lain, keindahan panorama Gunung Kelud juga menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal ataupun mancanegara. Apalagi, pembangunan infrastruktur sangat menunjang, di antaranya jalan utama menuju puncak yang sudah beraspal.
Kelebihan lainnya adalah adanya terowongan sepanjang sekitar 200 meter dengan lebar 1,5 meter yang memungkinkan pengunjung mencapai danau kawah di perut gunung.Keunikan Kelud terasa semakin lengkap ketika setiap tanggal 1 Suro menurut penanggalan Jawa, digelar acara larung sesaji di danau kawah sebagai simbol Condro Sengkolo atau penolak bala dari kemarahan Lembu Suro, salah satu punggawa Kerajaan Majapahit yang gagal mempersunting putri Raja Kadiri Dewi Kilisuci. Masyarakat percaya roh Rakaryan Lembu Suro bersemayam di dasar danau kawah.
Seiring berubahnya karakter danau kawah menjadi kubah lava, ada tambahan fasilitas baru berupa permandian air panas agar pengunjung tetap bisa menikmati hangatnya air dari perut Bumi.
Di tengah polemik tentang kondisi Gunung Kelud pascaletusan 2007, aktivitas pembangunan fisik praktis berhenti total, tetapi tidak dengan kunjungan wisatawan. Obyek wisata Kelud terus dipromosikan. Bahkan Dinas Pariwisata dan Dinas Pemasaran Kabupaten Kediri menyediakan tour leader atau pemandu wisata khusus yang bisa meminta petugas membukakan pintu pagar pembatas zona berbahaya

Tidak ada komentar: